Neyla Fauziyya #1

Jadi, saat itu aku menghadiri undangan tasyakuran Wisuda temanku, minggu 26 February 2017. Malas sebenarnya, karena hari sangat panas. Aneh juga sih, bikin party di siang hari terik seperti itu. Lazimnya kan, party itu di sore atau malam hari yang syahdu. Walau begitu, aku tak tahu mengapa aku akhirnya berangkat juga. Mungkin ada malaikat baik yang membujuk fikiranku, meringankan kakiku untuk melangkah, melapangkan jalanku untuk pergi ke sana.

Benar saja, perjalanan menuju Rumah Makan dan Pemancingan itu sangat terik. Moro Kangen nama tempat acara itu. Dari atas, matahari membakar rambut kelimisku. Dari bawah, uap panas aspal menjilati sepatu kets hijauku.

"Ahhhh... Apa sih motivasiku ke acara ini?".

"Acara-acara seperti ini paling cuma makan-makan lalu ngobrol basa-basi yang bikin bosan". Aku menggerutu juga pada akhirnya.

Yang menjengkelkan juga, di tempat acara belum ada siapa-siapa.
"Alah...alah...begini ini nih  kebiasaan buruk yang selalu dipelihara, rubber time.. ". Aku paling tidak suka harus menunggu seperti ini.

Untunglah, tak berapa lama setelah ku kelilingkan pandang ke sekitar, Rizki, salah seorang wisudawan datang dengan beberapa temannnya, sesama undangan.

Sudah dua orang wisudawan, yang punya acara, berarti yang datang. Tinggal seorang lagi, katanya sih yang ini perempuan.
"Halaaah... sudah ketebak, pasti telat. Perempuan dimana-mana sama saja, dandannya pasti lama".

Tigapuluh menit menunggu, barulah tamu undangan berdatangan. Kalau kuhitung-hitung mungkin sudah sekitar 20-an orang.

"Mana ini si empunya acara satu lagi?"

"Ckckckckck... Katanya tercepat-terbaik.. huh!"

"Tercepat kok malah lambat datangnya.. sok spesial banget sih dia. Sok penting, ditungguin banyak orang. Menyebalkan".

Acara pun akhirnya dimulai. Katanya, si wisudawati yang sok spesial ini emang bakalan telat datangnya.

"Lempeng amat dia kirim pesan seperti itu kan? Dasar!".

Beberapa yang diamanahi menjadi Panitia mulai memesan makanan dan minuman.

MC membuka acara dengan basa-basi alakadarnya.

"Sebelumnya ada permohonan maaf dari Kak Neyla buat hadirin semuanya.  Katanya, Teh Neyla datang agak telat".

"Saat ini beliau baru mau berangkat dari Pondok-nya".

"Tadi dipanggil menghadap Pak Kyai nya dulu katanya".

"Insyaa Allooh, Lima belas menitan lagi sudah akan bersama kita".

Hmmmh... Ternyata anak sok penting ini anak Pondok. Sebagai yang pernah nyantri, Pondok dan orang-orang Pondok memiliki tempat tersendiri di hati-ku. Walau begitu, aku tak percaya begitu saja alasan kenapa dia telat. Aku yakin, sebab sebenarnya ya kebiasaan dan bakat bersolek dia yang kaum hawa itu.

Bersambung ...

4 komentar: