Aku Bukan Pengecut!

0 komentar

Kelak,
Jika kau memintaku untuk menyerah

Kelak,
Saat mulai mekar pada logikamu bahwa
...segala yang pernah ada antara kita hanya sebentuk rasa yang tidak dewasa
hanya boleh ada dalam cerita picisan semata

Kelak,
Jika kau memintaku untuk pulang saja, Habis visa bertamuku pada ruang memorimu

Kelak,
Aku hanya akan mengingatkanmu sekali saja bahwa
...pernah suatu ketika kita punya mimpi bersama
...pernah suatu ketika kau tak rela jika aku menyerah
...pernah suatu ketika, Dia memberikanmu keyakinan untuk memilihku
...pernah suatu ketika kau memiliki rasa, rasa yang tentu tak sama dengan logika

Kelak,
Jika saat itu tiba
aku pasti pamit, tak usah kau paksa
tenang saja
bersiap saja dengan rencana besarmu dengannya

Kelak,
jangan sekali-kali kau menuduhku pengecut
tak berusaha memperjuangkan rasa kita segigihnya
kau boleh menyalahkan nasibku
kau boleh mengejek ketakmampuanku memuaskan hasrat logismu
kau boleh mengolok kekalahanku tak bisa seperti kekasih sempurnamu
boleh saja, aku pasti terima
dengan kesadaran diriku sepenuhnya
dengan segala keikhlasan yang kubisa

Kusampaikan sekali lagi
Aku bukan pengecut!
Jika saja bukan kau yang meminta
Aku pasti tak akan menyerah
Jika saja bukan kau yang inginkan
Aku pasti tak mau pergi
Aku bukan pecundang!
Bagiku, sejak melihatmu
Adalah awal perjuangan yang tak pernah ingin kuakhiri
Hanya jika kau sendiri yang inginkanku berhenti
Apakah perjuanganku masih akan memiliki arti?!

Kumohon,
Cukupkan dengan menyuruhku pamit pergi
Jangan sebut aku pengecut!
Aku bukan pengecut!

Mentari Sebentar Lagi Terbit, Nov 19, 2017 -|[ 02:48 ]|-

Apakah Aku Bagimu?

0 komentar

Untuk bertemu denganku, katamu butuh alasan
Setidaknya alasan logis, atau apalah agar pertemuan punya hal signifikan

Sore tadi, dia minta kau temani,
ingin temui seseorang.. tapi ingin bersamamu,
padahal seseorang itu sudah akan ia bersamai, sebelum "tapi ingin bersamamu" itu...

Aduhai, aku menyengaja-meminta ditemanimu rasa-rasanya belum pernah, dan sepertinya serupa barang langka nan mewah...
sedang dia? mengajakmu begitu saja, lurus-mulus saja... dengan mudahnya... tak nampak sebagai hal yang susah, murah saja...

Adapun kau?
Tak butuhkah alasan penting untuk menemuinya? Sebagaimana alasan itu harus ada jika aku yang ingin bertemu?
Apa gerangan alasan dia ingin kau temani? Sedang sebelumnya, tanpa kau temani pun dia sudah bersama dengan seseorang itu?

dan... bagian ini...
ya yang ini...
bagian dimana tak butuh untukmu berfikir lama, mengatur jadwal ini-itu yg biasanya  padat, atau ketatnya izin yang harus kau dapat, untuk dia... ya dia... kau langsung bisa bilang "ayo" untuk menemaninya.
Tak ada susah, tak pula resah dengan apa pun itu, terabas saja...
Duhai, serasa kau berkata dia istimewa sedang aku hanya apa...

Dulu,
dan kadang sekarang-sekarang pun,
masih sering kau ingatkan padaku: "menemui seorang PRIA apalagi harus sampai berdua saja, tanpa ada hal PENTING, engkau tak biasa, tak enak hati rasanya, rikuh, sungkan dan semacamnya

Sore ini, atau mungkin dari beberapa sore sebelumnya, SEORANG lelaki mengajakmu pergi, alasannya: " temani aku menemui seseorang ...
... padahal sekali lagi (ini yang mungkin nalarku tak sampai itu) ...padahal seseorang itu akan ia  bersamai persis sebelum dia ingin kau temani bertemu .."

sungguh, tak bisa kutemukan alasan apa pun mengapa ia ingin kau temani...
Tak ada alasan, ya... tak ada...
selain,
satu alasan saja,
ingin bersamamu... ---hal mahal darimu yang bisa kudapat
dan ...
aduhai ... betapa irinya aku, karena
dengan ringan kau langkahkan kaki, tak tersirat beban sedikitpun dia kau temui
dan ... dengan biasa saja kau sampaikan "ayo kau kutemani"...
Tak semaknakah itu bahwa denganku kau butuh ribuan alasan, berdua denganku kau harus sungkan, menemui dan menemaniku adalah taboo, hal yang tak biasa  untukmu...
sedang dengannya?
"Aku lupa semua itu"

Denganku, berat sepertinya kau jeda dari kesibukanmu
Denganku, jika waktu tak benar-benar luang dan panjang ... "kapan-kapan saja ya kita bertemu.." begitu biasanya titahmu, tak bisa diganggu

Dengan mereka, rutinitas kau terabas pun tak apa
Dengan dia itu, waktu seujung kuku pun kau mau, bahkan jika harus menungguinya terlebih dulu ... "tak apa-apa ayo saja, aku mau..."

Duhai...
Ingin rasanya seperti dia, mereka-mereka..
Duhai...
Tolong beri satu alasan saja, untukku tak cemburu
Agar tenang hatiku
Dan, bisa lelap malamku

Temaramnya Dini Hari, November 12, 2017  --|[01:50 a.m]|--

Kau Yang Putuskan

0 komentar

Temukan aku di memori harian usangmu
atau
Temani aku sepanjang umurmu
Sepanjang umurku

Jika yang pertamalah yang tertakdir
Mudah-mudahan bukan aku yang putuskan
Tapi kau yang pilihkan
Jika pada luka garam dibenam-benamkan
Mudah-mudahan itu lukaku tersebab minggatmu
Bukan lukamu lantaran ketakberdayaanku

Temukan aku di memori harian usangmu
atau
Temani aku sepanjang umurmu
Sepanjang umurku

Pilihan yang kedua tentu yang kuinginkan
Kau habiskan waktu bersamaku
sepanjang umurmu, selama umurku
Mudah-mudahan kau mau
mudah-mudahan kau mampu

Drafted: few weeks ago
*Edited: Tlogowono, January 2, 2018