dari Bumi untuk Mentari


Bumi sumringah -bingah menyambut pagi yang baru saja rekah. Mengulurkan telapak  tangan lalu meraup setangkup cahaya mentari. Dikecup erat-erat lalu membaringkannya dengan lembut di dekapan dada kiri.

Sungguh menyenangkan saat pagi tiba seperti ini. Saat mentari, destinasi rindunya bisa dilihat tanpa membuat letih, saat didengar tiada membawa perih.
Mentari,
         —–gelimang cahyamu bisa saja buatku galau
            —–upaya untuk memelukmu bisa jadi menghanguskanku
            —–senja yang tiap hari tiba bisa saja membuatku lemah lunglai merasa tak berdaya
tapi sudahlah, saat ini aku hanya ingin menikmati apa yang bisa kurengkuh darimu
cahaya pagimu yang hangat
penuh semangat
menebar hasrat
bisa kulihat tanpa membuat letih
saat didengar tiada membawa perih.

0 komentar:

Posting Komentar