Berapa kala, tak terhitung jua
Taman ini tak bertuan begitu lama
Dahulu sekali, kuntum mawar sempat tumbuh di altar paling sakralnya.
Dahulu pula, mawar dipetik ksatria entah dari mana,
begitu saja
mudah saja
Lama setelahnya, kenanga dan lili berganti menyerbak wangi..
Duhai, siapa yang tak ingin cepat-cepat memiliki?
Kumbang-kumbang yang sejak zaman azali menanti, sekilatan saja membawanya pergi
Berapa kala? lama dan begitu lama
Taman tak lagi menunas bunga
Duhai, musim inikah keriaan itu tiba?
Kemarau kemarin utuskan angin 'tuk menjemputmu
Mengantarmu ke tepian taman, tempat senja biasa menyapa
Mudah-mudahan saja
Mudah-mudahan saja
Kau sedia tumbuh dan berbunga
Bukan, bukan untuk dicuri ksatria dari mana-mana, bukan juga dibawa lari para kumbang penanti
Untukku saja, aku mohon
Mohon izinkan, aku saja
Hanya aku
Yang memetikmu
Tlogowono, 5 March 2017
0 komentar:
Posting Komentar